Kamis, 07 Juli 2011

FOLFOX4 Intermiten Sebagai Pilihan Terapi Pasien Kanker Kolorektal

FOLFOX4 Intermiten Sebagai Pilihan Terapi Pasien Kanker Kolorektal
Kualitas hidup merupakan salah satu tujuan utama pemberian kemoterapi pada pasien kanker. Efek samping yang terjadi akibat pemberian kemoterapi berdampak besar terhadap terjadinya penurunan kualitas hidup pasien. Oleh sebab itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan tolerabilitas terapi, salah satunya adalah strategi ’wait and go’. Sebuah uji klinis fase II terdahulu pada 58 pasien yang menilai pemberian regimen kemoterapi FOLFOX4 dengan strategi ’wait and go’ menyimpulkan bahwa strategi tersebut mengurangi frekuensi terjadinya neuropati persisten tanpa menurunkan efektivitas pada pasien kanker kolorektal stadium metastatik. Metode ’wait and go’ pada penelitian tersebut adalah menunggu waktu pemulihan gejala neuropati persisten selama 2 minggu tambahan sebelum memberikan siklus berikutnya. Pemberian regimen FOLFOX4 konvensional memiliki interval 2 minggu. Dengan metode ’wait and go’ tersebut, respons terapi tercapai sebesar 40%, median progression-free survival 10,2 bulan, angka ketahanan hidup 1 tahun sebesar 89%, dan harapan hidup selama 27,6 bulan. Namun, strategi ”wait and go” tersebut belum termasuk dalam rekomendasi NCCN terkini (V.4.2011).

Pada awal Juni 2011, dipublikasikan secara online sebuah uji klinis fase III (COIN Trial) yang menilai perbandingan efektivitas dan efek samping regimen kombinasi oxaliplatin, fluorouracil, dan leucovorin (FOLFOX) yang diberikan dengan interval 2 minggu (kelompok A), FOLFOX + cetuximab dengan interval 3 minggu (kelompok B), dan FOLFOX intermiten (kelompok C). Penelitian ini merupakan uji klinis fase 3 dengan desain acak multicentre. Subjek penelitian ialah pasien-pasien kanker kolorektal stadium lanjut/metastatik yang belum pernah mendapat kemoterapi. Pasien pada kelompok A dan B diberi terapi hingga mengalami progresivitas, efek toksik kumulatif, atau hendak menghentikan terapi. Sementara itu, pasien pada kelompok C mendapat kemoterapi hingga 12 minggu; pada pasien yang tidak mengalami progresivitas pada minggu ke-12, terapi dihentikan dan dimulai kembali jika terpantau progresif. Pasien pada kelompok C dipantau secara klinis setiap 6 minggu dan secara radiologis setiap 12 minggu.
Hasilnya memperlihatkan bahwa pemberian kemoterapi intermiten berhubungan dengan penurunan median harapan hidup. Pada kelompok C, waktu median chemotherapy-free interval (penundaan kemoterapi) yaitu 16,0 minggu. Peningkatan kadar trombosit saat baseline (=400.000/L) berhubungan dengan harapan hidup yang lebih buruk pada kelompok C. Hazard ratio untuk kelompok C vs kelompok A pada pasien dengan kadar trombosit normal yaitu 0,96 (95% CI, 0,80 – 1,15; p = 0,66) dan pada pasien dengan peningkatan kadar trombosit yaitu 1,54 (95% CI, 1,17 – 2,03; p = 0,0018). Efek samping hematologi, neuropati derajat 3 atau 4, dan hand-foot syndrome lebih sering terjadi pada kelompok A, sedangkan efek samping mual dan muntah lebih sering terjadi pada kelompok C. Pemberian kemoterapi intermiten (kelompok C) menghasilkan skor kualitas hidup yang lebih tinggi pada minggu ke-24, dalam konteks rasa lelah (fatigue), mulut kering atau ulkus pada mulut, gangguan makan dan minum, kemampuan menggenggam benda kecil, aktivitas sehari-hari, mual/muntah, kehilangan nafsu makan, konstipasi, dan diare (p <0,05 untuk seluruhnya). Fungsi peran (role functioning) dan fungsi sosial (social functioning) juga secara bermakna lebih baik pada kelompok C.
Simpulannya, meskipun hasil uji klinis ini tidak menunjukkan hasil yang non-inferior antara pemberian kemoterapi intermiten dan kemoterapi kontinu, chemotherapy-free interval masih dapat menjadi pilihan terapi untuk pasien kanker kolorektal stadium lanjut, mengurangi waktu kemoterapi, efek toksik kumulatif, dan meningkatkan kualitas hidup. Analisis subkelompok menunjukkan bahwa pasien dengan kadar trombosit normal pada saat baseline akan mendapat manfaat pemberian kemoterapi intermiten tanpa perburukan harapan hidup.

Sumber : Kalbe Farma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar