Kamis, 07 Juli 2011

Efikasi dan Keamanan Latanoprost Sebanding dengan Timolol untuk Glaukoma pada Anak

Efikasi dan Keamanan Latanoprost Sebanding dengan Timolol untuk Glaukoma pada Anak Lewat sebuah studi perbandingan langsung, latanoprost terbukti tidak inferior dibanding timolol untuk terapi glaukoma pada anak. Hasil studi tersebut dilaporkan online di jurnal Ophthalmology pada pertengahan Juni 2011. Meskipun latanoprost belum disetujui untuk digunakan pada anak, sudah terdapat beberapa laporan mengenai keefektifan obat ini pada pasien anak pengidap glaukoma. Namun, selama ini belum pernah dilakukan studi prospektif berskala besar yang meneliti efikasi dan keamanan latanoprost atau analog prostaglandin lainnya pada anak-anak pengidap glaukoma.    

Oleh sebab itu, dr. Tomoko Maeda-Chubachi dan kolega dari New London, Connecticut, melakukan studi acak selama 3 bulan untuk membandingkan latanoprost dengan timolol. Studi ini melibatkan 137 subjek berusia 18 tahun ke bawah yang terdiagnosis mengidap glaukoma dan memiliki tekanan intraokuler yang terukur sekurang-kurangnya 22 mm Hg pada pagi hari. Sebelum randomisasi, partisipan dikelompokkan berdasarkan jenis penyakitnya, glaukoma kongenital primer (primary congenital glaucoma, PCG) dan bukan glaukoma kongenital primer (non-PCG), serta dikelaskan sesuai kisaran tekanan intraokuler awal (<27, 27-31, dan >31 mm Hg). Selanjutnya, partisipan secara acak ditempatkan ke dalam kelompok latanoprost (diberi 1 tetes latanoprost 0,005% sekali sehari, setara dengan dosis dewasa) dan kelompok timolol (diberi setetes timolol 0,5% dua kali sehari). Sebanyak 125 pasien berhasil menyelesaikan studi.
Setelah 12 minggu, penurunan tekanan intraokuler (TIO) rata-rata tercatat sebesar 7,2 mm Hg pada kelompok latanoprost dan 5,7 mm Hg pada kelompok timolol (p=0,21). Berpatokan pada target penurunan TIO sekurang-kurangnya 15%, response rate pada kelompok latanoprost adalah 60%, berbanding 52% pada kelompok timolol (p=0,33). Bila ditinjau berdasarkan jenis glaukomanya, response rate terlapor sebesar 50% (kelompok latanoprost) dan 46% (kelompok timolol) untuk kategori PCG, berbanding 72% dan 57% untuk kategori non-PCG. Latanoprost maupun timolol sama-sama dapat ditoleransi dengan baik. Adverse events terkait-terapi dialami oleh 5,9% pasien kelompok latanoprost dan 14,5% pasien kelompok timolol, tetapi tidak satu pun pasien yang menghentikan penggunaan latanoprost dan hanya satu pasien yang berhenti memakai timolol.
"Simpulannya, latanoprost tampaknya cukup aman dan efektif untuk subjek pada penelitian ini selama 3 bulan periode pajanan, yang mendukung penggunaan agen farmakologik ini sebagai salah satu pilihan terapi bagi pasien anak pengidap glaukoma," tutur dr. Maeda-Chubachi. "Sebagai tambahan, kurang lebih 50% subjek pengidap PCG memperlihatkan respons terhadap terapi, mengindikasikan bahwa latanoprost boleh jadi juga memiliki peran dalam terapi PCG."  

Sumber : Kalbe Farma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar