Jumat, 15 Juli 2011

Penggunaan Antibiotik dan Antiseptik pada Ulkus Venosum

Penggunaan Antibiotik dan Antiseptik pada Ulkus VenosumSebuah kajian pernah dilakukan untuk menentukan efek antibiotik sistemik, antibiotik topikal, dan antiseptik pada penyembuhan ulkus venosum. Kajian tersebut menggunakan data dari Cochrane Wounds Group Specialised Register, Cochrane Central Register of Controlled Trials (CENTRAL) - Cochrane Library 2009 (3); Ovid MEDLINE 1950 hingga September minggu ke-3 2009; Ovid EMBASE - 1980 - 2009 minggu ke-38; dan EBSCO CINAHL - 1982 - September minggu ke-3 2009. Studi yang dipilih untuk dikaji adalah uji-uji klinis acak terkontrol yang melibatkan pasien dengan ulkus venosum pada tungkai dan menilai minimal satu antibiotik sistemik, antibiotik topikal, atau antiseptik topikal yang melaporkan penilaian objektif dari penyembuhan luka (misalnya, waktu penyembuhan lengkap, frekuensi penyembuhan lengkap, perubahan luas permukaan ulkus).

Sebanyak 5 uji klinis menilai antibiotik sistemik, sisanya menilai sediaan topikal: cadexomer iodine (10 uji klinis), povidone iodine (5 uji klinis), sediaan berbasis peroxide (3 uji klinis), ethacridine lactate (1 uji klinis), mupirocin (1 uji klinis), dan chlorhexidine (1 uji klinis). Untuk antibiotik sistemik, perbandingan yang secara statistik bermakna perbedaannya hanyalah antara anti-helmintik levamisole dengan plasebo. Pada penilaian antibiotik sistemik lain, uji klinisnya berskala kecil dan efek yang ditemukan dapat terjadi karena ketidakseimbangan basal dalam faktor prognostik.
Untuk sediaan topikal, terdapat beberapa bukti yang mendukung penggunaan cadexomer iodine, yaitu bahwa cadexomer iodine memberikan tingkat penyembuhan yang lebih besar dibanding perawatan standar. Salah satu studi menunjukkan hasil yang secara statistik bermakna untuk cadexomer iodine jika dibandingkan dengan perawatan standar (tidak melibatkan terapi kompresi) pada frekuensi penyembuhan lengkap setelah 6 minggu. Namun, intervensi ini bersifat intensif dan melibatkan pengantian dressing setiap hari, sehingga penemuan tersebut tidak bisa disamaratakan untuk kebanyakan klinik harian. Jika cadexomer iodine dibandingkan dengan perawatan standar, dengan melibatkan semua pasien yang mendapat terapi kompresi, hasil dari 2 uji klinis untuk frekuensi penyembuhan lengkap setelah 4-6 minggu menunjukkan tingkat penyembuhan yang lebih tinggi untuk cadexomer iodine. Perubahan luas permukaan ulkus dan tingkat penyembuhan harian atau mingguan menunjukkan hasil yang lebih baik pada cadexomer iodine, sediaan berbasis peroxide, dan ethacridine lactate pada beberapa studi. Namun, kebanyakan studi berskala kecil dan banyak yang terbentur masalah metodologi.
Saat ini, tidak ada bukti yang mendukung penggunaan rutin antibiotik sistemik untuk memicu penyembuhan luka pada ulkus venosum di tungkai. Namun, karena kurangnya bukti yang dapat dipercaya, tidak mungkin merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan antibiotik sistemik. Kajian sebelumnya juga menunjukkan tidak ada bukti yang mendukung penggunaan antibiotik sistemik secara rutin untuk meningkatkan penyembuhan ulkus vena tungkai. Untuk sediaan topikal, ada beberapa bukti yang mendukung penggunaan cadexomer iodine.
Karena meningkatnya masalah resistensi bakteri terhadap antibiotik, panduan peresepan saat ini merekomendasikan bahwa sediaan anti-bakteri pada ulkus venosum sebaiknya hanya digunakan pada kasus infeksi klinis, tidak untuk kasus kolonisasi bakteri. Jadi, para klinisi sebaiknya mempertimbangkan untuk mengalihkan pasiennya ke pendekatan terapi non-antibiotik.

Kalbe Farma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar