Minggu, 10 Juli 2011

Erdosteine Meningkatkan Respon Pasien PPOK Terhadap Salbutamol


Erdosteine Meningkatkan Respon Pasien PPOK Terhadap SalbutamolSebuah penelitian dilakukan oleh dr. Roberto Dal Negro dan rekan dari Departemen Paru di Orlandi General Hospital, Bussolengo, Verona, Italia, yang bertujuan untuk meneliti efek erdosteine dalam meningkatkan efek salbutamol pada pasien-pasien PPOK sedang-berat. Penelitian yang dipublikasikan dalam Therapeutic Advances in Respiratory Disease ini melibatkan 30 pasien PPOK dengan tingkatan GOLD (Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Diseases) tingkat 1-2, yang juga merupakan perokok baru (=10 pack/ tahun), yang secara acak diterapi dengan erdosteine 300 mg, NAC (N-acetylcysteine) 600 mg atau plasebo dua kali sehari selama 10 hari. Sensitivitas terhadap salbutamol 200 ?g diukur pada baseline, setelah 4 jam dan 10 hari pada saat terapi. ROS (Radical Oxigen Species) dan kadar 8-isoprostane dalam darah diukur pada waktu yang bersamaan. Perbandingan efek terapi diukur menggunakan ANOVA dan t-test atau Wilcoxon test.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa erdosteine meningkatkan FEV1 setelah 4 jam dan setelah 10 hari secara bermakna dibandingkan dengan plasebo (berturut-turut +5,1% dan +5,0%, p<0,01), sedangkan pemberian NAC hanya memperlihatkan perbaikan yang ringan pada hari ke-4 (+ 3,0%, p<0,05), namun tidak pada hari ke-10 (+1,3%, p = tidak bermakna). Selain itu erdosteine dan NAC menurunkan kadar ROS dalam darah secara bermakna pada hari ke-4 dan ke-10 (berturut-turut p <0,001 dan p <0,0001 dibadningkan dengan plasebo). Dibandingkan dengan NAC, pemberian erdosteine menurunkan kadar 8-isoprostane lebih besar selama 10 hari (erdosteine dengan p = 0,0004 dan NAC dengan p = 0,017. Selain itu hanya erdosteine memperbaiki keadaan pada pasien PPOK yang sebelumnya tidak berespon terhadap terapi obat golongan beta-2 adrenergik.
Para ahli menyimpulkan bahwa erdostein memiliki kemampuan perlindungan terhadap peroksidasi lemak. Selain itu erdosteine memiliki kemampuan bronkodilatasi melalui re-sensitisasi adrenoreseptor beta 2. Penelitian lanjutan dengan penelitian terkontrol yang lebih besar perlu dilakukan.

 Sumber : Kalbe Farma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar