Hasil penelitian memperlihatkan bahwa erdosteine meningkatkan FEV1 setelah 4 jam dan setelah 10 hari secara bermakna dibandingkan dengan plasebo (berturut-turut +5,1% dan +5,0%, p<0,01), sedangkan pemberian NAC hanya memperlihatkan perbaikan yang ringan pada hari ke-4 (+ 3,0%, p<0,05), namun tidak pada hari ke-10 (+1,3%, p = tidak bermakna). Selain itu erdosteine dan NAC menurunkan kadar ROS dalam darah secara bermakna pada hari ke-4 dan ke-10 (berturut-turut p <0,001 dan p <0,0001 dibadningkan dengan plasebo). Dibandingkan dengan NAC, pemberian erdosteine menurunkan kadar 8-isoprostane lebih besar selama 10 hari (erdosteine dengan p = 0,0004 dan NAC dengan p = 0,017. Selain itu hanya erdosteine memperbaiki keadaan pada pasien PPOK yang sebelumnya tidak berespon terhadap terapi obat golongan beta-2 adrenergik.
Para ahli menyimpulkan bahwa erdostein memiliki kemampuan perlindungan terhadap peroksidasi lemak. Selain itu erdosteine memiliki kemampuan bronkodilatasi melalui re-sensitisasi adrenoreseptor beta 2. Penelitian lanjutan dengan penelitian terkontrol yang lebih besar perlu dilakukan.
Sumber : Kalbe Farma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar