Jumat, 29 Juli 2011

Nicergoline Memperbaiki Keluhan Disfagia dengan Meningkatkan Substansi P

Nicergoline Memperbaiki Keluhan Disfagia dengan Meningkatkan Substansi P
Disfagia dapat menyebabkan aspirasi yang diketahui sebagai faktor risiko timbulnya pneumonia aspirasi pada orang lanjut usia. Disfagia dikaitkan dengan memburuknya sekresi substansi P. Substansi P adalah suatu neuropeptida yang berfungsi sebagai neurotransmiter dan neuromodulator,dari golongan neuropeptida takikinin. Selain itu, substansi P juga merupakan elemen penting di dalam persepsi nyeri.
Fungsi sensoris substansi P diperkirakan berkaitan dengan transmisi informasi nyeri ke dalam susunan saraf pusat. Substansi P bersama dengan neurotransmiter eksitatorik glutamat di dalam aferen primer merespon terhadap stimulasi nyeri. Substansi P dikaitkan dengan regulasi gangguan mood, ansietas, stress, neurogenesis mual/muntah, nyeri dan nosiseptif, dan sebagainya. Substansi P dan neuropeptida sensoris lainnya dapat dilepaskan dari terminal tepi serat saraf sensoris di kulit, otot dan sendi. Pusat muntah di medula mengandung substansi P dan reseptornya dalam konsentrasi yang tinggi, selain itu, neurotransmiter lain seperti choline, histamin, dopamin, serotonin dan opioid. Aktivasinya akan menstimulasi refleks muntah.
Karena nicergoline akhir-akhir ini dilaporkan dapat meningkatkan sekresi dari substansi P, maka nicergoline diduga dapat memperbaiki disfagia dengan meningkatkan regulasi substansi P, namun demikian peran nicergoline dalam proses ini belum pernah diperlihatkan. Penelitian yang akan dibahas ini akan membandingkan efek dari nicergoline pada substansi P serum dan disfagia dengan efek dari imidapril, sebuah obat penyekat enzim pengkonversi angiotensin (angiotensin-converting enzyme inhibitor, ACE-inhibitor) yang efikasinya dalam memperbaiki disfagia dan mencegah pneumonia telah diketahui.
Penelitian yang dilakukan  secara acak ini dilakukan Dr. Nakashima T., dkk, dan dipublikasikan dalam journal Medicine tahun 2011. Intervensi dilakukan dengan memberikan imidapril (5 mg/hari) atau nicergoline (15 mg/hari) pada 60 orang lanjut usia selama 6 bulan.  Tujuan utama penelitian ini adalah efek dari obat-obat ini pada kadar substansi P dan disfagia 4 minggu setelah memulai pengobatan. Tujuan keduanya adalah untuk mengetahui efek dari obat-obat ini pada kekambuhan pneumonia selama 6 bulan pengobatan.
Peningkatan bermakna pada substansi P terlihat pada kedua obat setelah pengobatan selama 4 minggu. Pasien yang keluhan disfagia-nya membaik memperlihatkan kadar substansi P serum yang meningkat secara bermakna. Tidak ada perbedaan yang secara statistik bermakna pada proporsi keseluruhan pasien yang memperlihatkan perbaikan disfagia dan kekambuhan pneumonia dengan pengobatan imidapril atau nicergoline. Nicergoline, dan bukan imidapril, tampaknya lebih efektif dalam memperbaiki disfagia dan peningkatan serum substansi P pada pasien dengan demensia.
Kesimpulan yang ditarik oleh peneliti adalah bahwa nicergoline memiliki efek yang sebanding dengan ACE inhibitor dalam memperbaiki disfagia. Nicergoline mungkin adalah regimen baru untuk pengobatan disfagia pada orang lanjut usia yang tidak dapat diterapi dengan ACE inhibitor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar