Senin, 25 Juli 2011

Atorvastatin Memperbaiki Aktivitas Simpatis Miokardium Pasien Gagal Jantung

Atorvastatin Memperbaiki Aktivitas Simpatis Miokardium Pasien Gagal JantungPemberian atorvastatin memperbaiki aktivitas simpatis miokardium pada pasien-pasien gagal jantung dengan DCM (dilated cardiomyopathy). Simpulan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh dr. Tsutamoto dan kolega dari Toyosato Hospital, Jepang. Pada pasien-pasien dengan gagal jantung, terjadi penurunan aktivitas simpatis miokardium, yang pada akhirnya menurunkan fungsi jantung karena aktivitas simpatis miokardium berhubungan erat dengan LVEF (Left Ventricular Ejection Fraction). Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa terapi menggunakan spironolakton, valsartan, candesartan, dan beberapa obat antihipertensi lain, di samping terapi standar untuk gagal jantung, dapat memperbaiki aktivitas simpatis miokardium pada pasien-pasien gagal jantung.

Obat-obat golongan statin tergolong obat penurun kadar lemak yang paling sering diberikan untuk pasien-pasien dengan hiperkolesterolemia. Selain menurunkan kadar lemak darah, pemberiannya juga memiliki berbagai efek pleiotropik lainnya, seperti meningkatkan bioavailabilitas nitric oxide, menstabilkan plak arterosklerotik, mengatur angiogenesis, mengurangi respons inflamasi, serta memiliki efek anti-platelet dan efek anti-trombotik. Dengan berbagai manfaat pleiotropiknya tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa statin memiliki peranan penting dalam mencegah berbagai penyakit kardiovaskuler, seperti VTE (venous thromboembolism).
Hingga kini, banyak ahli yang merekomendasikan pemberian terapi statin pada pasien-pasien dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskuler walaupun kadar lemak dalam darah masih dalam batas normal. Rekomendasi ini telah meningkatkan penggunaan statin di seluruh dunia untuk berbagai kasus, terutama kasus-kasus yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler dan serebrovaskuler. Namun, apakah statin juga dapat membantu memperbaiki aktivitas simpatis miokardium pada pasien-pasien gagal jantung masih belum diketahui. Karena itu, sebuah penelitian dilakukan oleh dr. Tsutamoto dan kolega guna mengevaluasi efek terapi atorvastain dan rosuvastatin terhadap aktivitas simpatis miokardium pada pasien-pasien gagal jantung dengan DCM. Penelitian ini melibatkan 63 pasien rawat jalan dengan DCM stabil, yang telah mendapat terapi standar untuk gagal jantung kronik. Pasien secara acak diterapi dengan atorvastatin (n=32) atau rosuvastatin (n=31). Selama penelitian berlangsung, dilakukan evaluasi terhadap aktivitas simpatis dengan MIBG ((123)I-metaiodobenzylguanidine) scintigraphy, parameter hemodinamik, dan faktor-faktor neurohumoral sebelum dan sesudah terapi. Penelitian berlangsung selama 6 bulan. Pada kedua kelompok, tidak ditemukan perbedaan karakteristik baseline.
Hasil penelitian setelah 6 bulan memperlihatkan bahwa pada kelompok terapi rosuvastatin tidak ditemukan perubahan parameter MIBG maupun perubahan kadar plasma NT-proBNP (N-terminal pro-B-type natriuretic peptide). Sebaliknya, pada kelompok terapi atorvastatin terjadi peningkatan delayed heart/mediastinum count ratio, penurunan washout rate, dan penurunan kadar NT-proBNP secara bermakna. Para ahli dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa atorvastatin memperbaiki aktivitas simpatis miokardium pada pasien-pasien gagal jantung dengan DCM. Meskipun demikian, penelitian dengan jumlah pasien yang lebih banyak perlu dilakukan untuk meneliti lebih lanjut mengenai efek terapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar