Senin, 11 Juli 2011

Respiratory Fluoroquinolone untuk CAP

Respiratory Fluoroquinolone untuk CAPFluoroquinolone digunakan untuk berbagai indikasi seperti infeksi saluran kemih, sinusitis, infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran napas. Beberapa fluoroquinolone memiliki aktivitas anti-pseudomonal (contohnya ciprofloxacin dan levofloxacin dosis tinggi) sementara beberapa fluoroquinolone memiliki aktivitas terhadap S. pneumoniae (seperti levofloxacin, moxifloxacin, dan gemifloxacin). Levofloxacin, moxifloxacin, dan gemifloxacin termasuk dalam respiratory fluoroquinolone. Respiratory fluoroquinolone direkomendasikan oleh beberapa guideline/panduan di US, Kanada, dan Eropa untuk terapi CAP (community acquired pneumonia). Sebelum fluoroquinolone digunakan secara luas, cephalosporin generasi ketiga merupakan terapi yang predominan untuk CAP. Baik fluoroquinolone maupun cephalosporin generasi ketiga aktif terhadap S. pneumoniae, patogen yang sering menyebabkan CAP.
Respiratory fluoroquinolone memiliki 3 keunggulan, yaitu (1) S. pneumoniae jarang dilaporkan resisten terhadap respiratory fluoroquinolone, (2) respiratory fluoroquinolone memiliki aktivitas terhadap patogen atipikal (seperti Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, dan Legionella pneumophila), dan (3) respiratory fluoroquinolone dapat diberikan sebagai switch therapy. Fluoroquinolone monotherapy dan kombinasi beta-lactam/macrolide berkaitan dengan ketahanan hidup yang lebih tinggi dibandingkan beta-lactam monotherapy. Panduan terkini merekomendasikan respiratory fluoroquinolone karena aktivitasnya terhadap S. pneumoniae dan tingginya resistensi S. pneumoniae terhadap ciprofloxacin.
Sebagian besar studi menunjukkan mortalitas yang sebanding antara monoterapi fluoroquinolone dan kombinasi beta-lactam+macrolide. Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa monoterapi fluoroquinolone berkaitan dengan lama rawat inap yang lebih pendek dibandingkan kombinasi beta-lactam/macrolide, terutama pada pneumonia berat atau terapi dengan dosis yang lebih tinggi. Pada pasien CAP yang mendapat levofloxacin 500 mg, 1 kali sehari dan pasien yang mendapat moxifloxacin 400 mg, 1 kali sehari selama 7-14 hari, terungkap mortalitasnya sebanding (p = 0,5), demikian pula dengan pemberian levofloxacin 750 mg sekali sehari vs levofloxacin 500 mg sekali sehari (p = 0,5).
Simpulannya, respiratory fluoroquinolone direkomendasikan oleh beberapa guideline untuk terapi CAP. Keunggulan respiratory fluoroquinolone terletak pada aktivitasnya terhadap S. pneumoniae resisten-obat, aktivitasnya terhadap patogen atipikal, dan dapat dilakukannya switch therapy. Namun, data yang ada masih belum cukup untuk menarik simpulan mengenai pengaruh golongan obat ini terhadap mortalitas pasien CAP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar