Jumat, 29 Juli 2011

Statin Menurunkan Risiko Limfoma Non-Hodgkin pada Pasien HIV Positif

Statin Menurunkan Risiko Limfoma Non-Hodgkin pada Pasien HIV PositifStudi terbaru menunjukkan bahwa penggunaan statin pada pasien HIV positif menurunkan risiko limfoma non-Hodgkin hampir setengahnya. Dokter Michael Silverberg, dari Kaiser Permanente Northern California, Oakland, mengatakan, ”Meskipun terdapat penurunan risiko limfoma pada pasien HIV akibat terapi anti-retrovirus yang sangat aktif, limfoma non-Hodgkin masih menjadi masalah yang umum ditemui pada populasi pasien HIV.”
Studi ini menyediakan informasi baru mengenai potensi penggunaan statin untuk pencegahan limfoma non-Hodgkin pada pasien HIV. Limfoma non-Hodgkin adalah kelompok kanker yang melibatkan semua jenis limfoma selain limfoma Hodgkin. Tipe-tipe limfoma non-Hodgkin ini bervariasi, dari yang jinak sampai dengan yang sangat agresif.
Statin merupakan obat penurun kadar kolesterol yang paling banyak diberikan bagi pasien hiperkolesterolemia. Statin bekerja dengan menghambat enzim HMG-CoA reduktase. Obat-obat golongan statin juga memiliki efek tambahan, seperti meningkatkan bioavailabilitas nitric oxide, menstabilkan plak arterosklerotik, mengatur angiogenesis, anti-inflamasi, serta efek anti-platelet dan efek anti-trombotik.

Dokter Michael dan koleganya meninjau data pada 259 pasien HIV positif dengan limfoma non-Hodgkin dan 1295 pasien kontrol (HIV tanpa limfoma non-Hodgkin). Statin digunakan oleh 14% pasien kelompok limfoma non-Hodgkin dan 8% pasien kelompok kontrol. Baseline hitung CD4 sama pada kedua kelompok, sementara data level RNA HIV tidak tersedia pada sebagian besar pasien. Penggunaan statin, terlepas dari durasi pemberiannya, terkait dengan penurunan risiko limfoma. Dalam analisis multivariat, penggunaan statin lebih dari 12 bulan, kurang dari 12 bulan, dan pernah menggunakan statin menurunkan risiko limfoma secara signifikan (hazard ratio: 0,5; 0,64; 0,55 secara berurutan). Nilai p untuk tren penggunaan statin adalah 0,08.
Terapi penurun kadar lemak lain, termasuk niacin, fibrate, dan resin penurun kolesterol, tidak terkait dengan risiko limfoma. Para peneliti menduga efek protektif statin timbul karena adanya efek anti-inflamasi dan inhibisi cyclin-dependent kinase. Namun, studi ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti tidak tersedianya data mengenai kadar RNA HIV, obesitas yang tidak dilaporkan, dan kekuatan uji klinis yang lemah. Meskipun demikian, studi ini mempelajari strategi pencegahan kanker yang tidak melibatkan terapi anti-retrovirus atau sistem imun. Uji klinis prospektif dalam skala yang lebih besar dibutuhkan untuk mengonfirmasi temuan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar