Kamis, 04 Agustus 2011

Pemberian Vaksin Flu Dosis Penuh pada Bayi Cukup Aman dan Lebih Imunogenik

Pemberian Vaksin Flu Dosis Penuh pada Bayi Cukup Aman dan Lebih Imunogenik
Selama ini, bayi dan batita usia 6 hingga 23 bulan di Amerika Utara mendapat vaksinasi flu berupa setengah dosis split-virus trivalent influenza vaccine (TIV). Namun, sebuah randomized controlled trial di Kanada mengungkap bahwa pemberian vaksin dalam dosis penuh ternyata lebih imunogenik dan tidak meningkatkan risiko demam. Penelitian tersebut dilakukan oleh dr. Danuta M. Skowronski dan kolega dari British Columbia Centre for Disease Control, Vancouver, yang hasilnya dipublikasikan di jurnal Pediatrics awal Agustus 2011. 
Para peneliti menegaskan bahwa di negara lain, seperti di Inggris, pemberian TIV dosis dewasa (0,5 mL) kepada bayi dan batita diperbolehkan, tetapi dewan penasihat Amerika Utara merekomendasikan pemberian vaksin separuh dari dosis dewasa karena ada kekhawatiran akan timbulnya kejadian ikutan (demam dan kejang demam). Namun, respons antibodi terhadap regimen setengah dosis itu bervariasi antar-anak. Karena regimen vaksin yang demikian diketahui kurang reaktogenik dibanding formulasi sebelumnya, tim peneliti melakukan studi guna membandingkan efek pemberian TIV dua dosis penuh dengan dua dosis terbagi (masing-masing setengah dosis penuh) pada 252 anak usia 6 hingga 23 bulan. Outcome imunogenisitas primernya ialah tingkat seroproteksi, yang diindikasikan oleh titer inhibisi hemaglutinasi sebesar 40 atau lebih, sementara outcome reaktogenisitas primernya adalah demam 38 derajat Celsius atau lebih dalam 3 hari setelah masing-masing injeksi.
Sekalipun regimen dosis penuh dan setengah dosis penuh menghasilkan tingkat seroproteksi yang kurang lebih sama (melampaui 85%) pada batita usia 12-23 bulan, para peneliti menemukan bahwa tingkat respons secara bermakna lebih tinggi pada bayi yang diberi vaksin dosis penuh. Pada kelompok usia ini, khususnya, 10% superiority margin terpenuhi untuk komponen H3N2 dan B/Yamagata dalam vaksin tersebut, tetapi tidak untuk komponen H1N1. Dari seluruh partisipan, insidens demam tercatat sebesar 5,6% pada resipien dosis penuh dan 12,7% pada resipien setengah dosis penuh - sebuah perbedaan yang tidak bermakna.
"Berdasarkan studi kami, dengan memberikan vaksin dalam dua dosis penuh (masing-masing 0,5 mL) sebagaimana pada anak yang lebih besar, terbuka peluang untuk meningkatkan perlindungan pada bayi yang sangat rentan, tanpa memperbesar reaktogenisitas," dr. Skowronski menyimpulkan. Beliau menambahkan, "Seandainya terkonfirmasi, hasil studi ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap rekomendasi dosis vaksin influenza pada kelompok usia yang amat muda ini." 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar