Jumat, 05 Agustus 2011

Kombinasi Ibuprofen adn Famotidine Mengurangi Efek Samping Saluran Cerna akibat Penggunaan NSAIDs

Kombinasi Ibuprofen adn Famotidine Mengurangi Efek Samping Saluran Cerna akibat Penggunaan NSAIDs
Terapi menggunakan sediaan yang mengandung kombinasi ibuprofen plus famotidine dapat menurunkan efek samping saluran cerna bagian atas pada pasien-pasien yang memerlukkan terapi dengan obat-obatan golongan NSAID (Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs). Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian fase-3, REDUCE (Registration Endoscopic Study to Determine Ulcer Formation) yang dilakukan oleh dr. Michael Weinblatt dan rekan dari Brigham and Womens Hospital di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan the American College of Rheumatology.
Di Amerika Serikat, kurang lebih 43 juta penderita osteoartritis dan rematoidartritis diterapi secara rutin dengan NSAIDs. Terapi menggunakan NSAIDs pada pasien-pasien ini efektif mengatasi nyeri pada pasien. Namun, pemberian NSAIDs dapat merusak mukosa saluran cerna, terutama pada bagian lambung dan usus halus bagian atas. Kerusakan pada bagian mukosa ini dapat mengakibatkan timbulnya ulkus dan perdarahan saluran cerna. Kurang lebih 30% pasien yang diterapi dengan NSAIDs akan mengalami efek samping saluran cerna, dan pada lebih dari 10% terapi dengan NSAIDs terpaksa dihentikan. Efek samping saluran cerna karena NSAIDs biasanya tidak memperlihatkan tanda-tanda yang jelas, dan biasanya tidak terdiagnosis hingga pasien masuk ke UGD (Unti Gawat Darurat). Khususnya, 60 – 80% komplikasi saluran cerna akibat terapi NSAIDs terjadi tanpa adanya gejala awal.
Data-data menunjukkan bahwa pemberian antagonis reseptor H2 dosis tinggi dapat memberikan perlindungan terhadap kejadian luka saluran cerna yang disebabkan obat-obat golongan NSAIDs. Untuk meneliti efektifitas dan keamanan terapi kombinasi NSAIDs plus antagonis reseptor H2 terhadap mukosa saluran cerna, dr. Michael Weinblatt dan rekan melakukan penelitian REDUCE.
Penelitian REDUCE merupakan suatu penelitian yang membandingkan efektifitas dan keamanan sediaan baru HZT-501, yang mengandung kombinasi ibuprofen 800 mg dan famotidine 26,6 mg, dengan ibuprofen monoterapi. Penelitian ini merupakan penelitian acak fase-3 yang berlangsung selama 24 minggu, dan melibatkan 1533 pasien dengan usia 40 dan 80 tahun yang diperkirakan memerlukkan terapi NSAID paling sedikit selama 6 bulan. Pasien-pasien ini tidak memiliki riwayat komplikasi pencernaan bagian atas, dan secara acak diberikan terapi HZT-501 (n=1022) atau ibuprofen 800 mg (n=511) (kedua macam terapi ini diberikan 3 kali sehari). Pemberian aspirin dengan dosis ≤325 mg sehari dan antikoagulan oral pada pasien yang memerlukkan diizinkan dalam penelitian ini. Evaluasi dilakukan pada minggu ke-8, ke-16, dan ke-24.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa HZT-501 mengurangi kejadian ulkus saluran cerna bagian atas lebih baik dibandingkan dengan terapi ibuprofen monoterapi, baik untuk keseluruhan populasi penelitian, maupun pada sub-kelompok yang diterapi dengan aspirin dosis rendah. Sebagai tambahan, pasien-pasien yang drop-out karena efek samping lebih rendah pada kelompok terapi HZT-501 dibandingkan dengan kelompok ibuprofen monoterapi.
Dr. Michael Schiff dari the University of Colorado, di Denver, mengomentari bahwa hingga kini, ibuprofen merupakan salah satu terapi yang banyak diberikan pada pasien-pasien dengan artitis, dan juga jenis-jenis nyeri yang lain. Namun pemberiannya ini tidak lepas dari buruknya kepatuhan pasien karena efeknya pada pencernaan. Sediaan HZT-501 ini dapat memperbaiki kepatuhan pasien dan mengurangi efek samping saluran cerna, seperti perdarahan saluran cerna dan menurunkan angka rawat inap.
Peneliti lainnya, dr. Jay L. Goldstein dari the University of Illinois at Chicago, menekankan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan manfaat dari menurunkan keasaman lambung dalam menurunkan kejadian ulkus pada lambung karena penggunaan NSAID. Penggunaan terapi kombinasi seperti ini (ibuprofen plus famotidine) dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan memperbaiki outcome jangka panjang.

kf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar