Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ya Yun Huang
dan rekan dari Department of Pediatrics and Institute of Clinical Medicine,
National Cheng Kung University Medical College and Hospital, Taiwan,
memperlihatkan bahwa pemberian methylprednisolone, bersamaan dengan terapi
antibiotika, secara bermakna mengurangi kejadian dan/atau derajat pembentukan
jaringan parut pada pasien pediatrik pasca pielonefritis akut. Hasil penelitian
ini juga telah dipublikasikan pada jurnal Pediatrics edisi
bulan Agustus 2011.
ISK (infeksi saluran kemih) merupakan masalah
yang sering terjadi pada anak-anak. Hampir dua pertiga pasien dengan demam ISK
mengalami pielonefritis akut. Pembentukan jaringan parut di ginjal setelah
pielonefritis akut dapat disertai dengan sequelae jangka panjang, seperti
hipertensi, gangguan fungsi ginjal, toksemia dalam kehamilan, dan penyakit
ginjal kronik stadium akhir. Kemungkinan terjadinya pembentukan jaringan ikat
setelah pielonefritis akut berkisar antara 26,5% hingga 57%. Banyak data
memperlihatkan bahwa kerusakan jaringan ginjal yang sifatnya menetap lebih
disebabkan karena proses inflamasi yang terjadi, dibandingkan dengan bakteri
penyebab pielonefritis itu sendiri. Karena itu, pencegahan pembentukan jaringan
ikat setelah pielonefritis akut bukan hanya bergantung pada diagnosa dan terapi
yang cepat, namun juga bergantung pada pencegahan respons inflamasi yang merusak
jaringan ginjal.
Dalam penelitian, obat-obat golongan
glukokortikoid secara klinik bermanfaat sebagai terapi untuk berbagai macam
penyakit infeksi seperti meningitis bacterial. Pemberian antibiotic bersamaan
dengan glukokortikoid dilaporkan dapat mencegah pembentukan jaringan ikat di
ginjal pada uji coba pada hewan dengan pielonefritis akut. Konsentrasi
interleukin-6 dan interleukin-8 dalam urin menurun pada pasien-pasien yang
diterapi dengan kombinasi antibiotika dengan dexamethasone.
Sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Ya Yun Huang
dan rekan untuk mengetahui apakah methylprednisolone dapat mencegah terjadinya
pembentukan jaringan ikat pada ginjal setelah kejadian pielonefritis pada
pasien-pasien anak. Penelitian yang dilakukan melibatkan 84 pasien dengan usia
< 16 tahun yang didiagnosa dengan pielonefritis akut dengan risiko tinggi
pembentukan jaringan parut ginjal (volume inflamasi ≥ 4.6 mL dengan pemeriksaan
technetium-99m–labeled dimercaptosuccinic acid scan [DMSA], atau hasil
pemeriksaan USG yang abnormal), yang dilakukan pada baseline dan bulan ke-6
penelitian. Pasien dalam penelitian ini secara acak diterapi dengan antibiotika
plus methylprednisolone (dosis 1,6 mg/ kg berat badan selama 3 hari, n = 19),
atau dengan antibiotika plus plasebo (n = 65) setiap 6 jam selama 3 hari.
Outcome primer adalah pembentukan jaringan parut ginjal.
Karakteristik pasien tidak berbeda bermakna antar kelompok penelitian, termasuk parameter DMSA pada baseline. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jaringan parut ditemukan lebih banyak pada pasien yang tidak diterapi dengan methylprednisolone. Selain itu volume rerata jaringan korteks ginjal yang mengalami gangguan lebih besar pada kelompok terapi antibiotika plus plasebo. Selain itu, kelompok terapi methylprednisolone mengalami penurunan suhu tubuh yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok yang tidak diterapi dengan methylprednisolone.
Karakteristik pasien tidak berbeda bermakna antar kelompok penelitian, termasuk parameter DMSA pada baseline. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jaringan parut ditemukan lebih banyak pada pasien yang tidak diterapi dengan methylprednisolone. Selain itu volume rerata jaringan korteks ginjal yang mengalami gangguan lebih besar pada kelompok terapi antibiotika plus plasebo. Selain itu, kelompok terapi methylprednisolone mengalami penurunan suhu tubuh yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok yang tidak diterapi dengan methylprednisolone.
Para ahli dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa
terapi tambahan menggunakan methylprednisolone mengurangi kemungkinan dan/ atau
derajat pembentukan jaringan parut setelah pielonefritis akut pada pasien-pasien
pediatrik, dengan risiko tinggi pembentukan jaringan parut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar