Jumat, 16 Desember 2011

Allopurinol Berkontribusi Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien Hiperurisemia

Pemberian allopurinol pada pasien-pasien yang baru terdiagnosa hipertensi dan belum mendapatkan terapi anti-hipertensi ternyata efektif menurunkan tekanan darah. Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Daniel I. Feig dan rekan dari Department of Pediatrics, Renal Section, Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini juga telah dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association.
Para ahli berpendapat bahwa hipertensi pada umumnya disertai dengan hiperurisemia, dan hiperurisemia memainkan peranan yang penting pada patofisiologi terjadinya hipertensi. Hiperurisemia merupakan salah satu prediktor terjadinya hipertensi dan secara umum terjadi pada pasien-pasien yang baru terdiagnosa menderita hipertensi esensial (new-onset essential hypertension). Pada binatang percobaan, peningkatan asam urat dengan menggunakan penghambat urikase (uricase inhibitor) menyebabkan peningkatan tekanand arah secara sistemik. Berdasarkan pada data-data penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah penurunan asam urat disertai dengan penurunan tekanan darah pada pasien dewasa dengan hiperurisemia dan hipertensi (baru terdiagnosa).
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian acak, tersamar ganda, kontrol plasebo, silang, antara bulan September 2004 - Maret 2007, melibatkan 30 pasien remaja dengan usia antara 11-17 tahun, yang baru didiagnosa menderita hipertensi esensial tingkat I, belum mendapatkan terapi anti-hipertensi sebelumnya, serta memiliki kadar asam urat dalam serum ≥ 6 mg/dL. Para peserta penelitian diterapi di Pediatric Hypertension Clinic at Texas Children’s Hospital di Houston, Texas, Amerika Serikat. Metode eksklusi berlaku bagi pasien yang menderita hipertensi tingkat II atau dengan penyakit ginjal, kardiovaskular, gastrointestinal, hati atau endokrin. Pasien dalam penelitian ini diterapi dengan allopurinol 200 mg dua kali sehari selama 4 minggu dan plasebo dua kali sehari selama 4 minggu berikutnya, dengan periode washout 2 minggu diantara terapi. Outcome primer yang dipantau adalah perubahan pada tekanan darah pada saat pemeriksaan di klinik dokter dan perubahan tekanan ambulatorik (pemeriksaan tekanan darah 24-jam).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perubahan TDS (tekanan darah sistolik) dan TDD (tekanan darah diastolik) lebih besar dengan terapi allopurinol dibandingkan dengan terapi plasebo. Para ahli penelitian juga menyampaikan bahwa 20 dari 30 peserta penelitian mencapai tekanan darah normal dengan terapi allopurinol, baik untuk tekanan darah hasil pemeriksaan casual, maupun ambulatorik. Sedangkan 1 pasien mencapai tekanan darah normal dengan terapi plasebo (p<0,001).
Peneliti menyimpulkan bahwa pada pasien yang baru menderita hipertensi tingkat I, terapi dengan allopurinol menghasilkan penurunan tekanan darah. Hasil penelitian ini memperlihatkan pendekatan terapi potensial baru untuk hipertensi, walau kemungkinan efek samping menjadi salah satu pertimbangan besar. Penelitian lebih besar dan lebih lama perlu dilakukan untuk memberikan konfirmasi mengenai hal ini.

KF Medical

Tidak ada komentar:

Posting Komentar