Pemberian allopurinol pada pasien-pasien yang baru
terdiagnosa hipertensi dan belum mendapatkan terapi anti-hipertensi ternyata
efektif menurunkan tekanan darah. Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dr. Daniel I. Feig dan rekan dari Department of Pediatrics,
Renal Section, Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat. Hasil
penelitian ini juga telah dipublikasikan dalam Journal of American
Medical Association.
Para ahli berpendapat bahwa hipertensi pada
umumnya disertai dengan hiperurisemia, dan hiperurisemia memainkan peranan yang
penting pada patofisiologi terjadinya hipertensi. Hiperurisemia merupakan salah
satu prediktor terjadinya hipertensi dan secara umum terjadi pada pasien-pasien
yang baru terdiagnosa menderita hipertensi esensial (new-onset essential
hypertension). Pada binatang percobaan, peningkatan asam urat dengan menggunakan
penghambat urikase (uricase inhibitor) menyebabkan peningkatan tekanand arah
secara sistemik. Berdasarkan pada data-data penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya, sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah penurunan asam
urat disertai dengan penurunan tekanan darah pada pasien dewasa dengan
hiperurisemia dan hipertensi (baru terdiagnosa).
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian acak,
tersamar ganda, kontrol plasebo, silang, antara bulan September 2004 - Maret
2007, melibatkan 30 pasien remaja dengan usia antara 11-17 tahun, yang baru
didiagnosa menderita hipertensi esensial tingkat I, belum mendapatkan terapi
anti-hipertensi sebelumnya, serta memiliki kadar asam urat dalam serum ≥ 6
mg/dL. Para peserta penelitian diterapi di Pediatric Hypertension Clinic at
Texas Children’s Hospital di Houston, Texas, Amerika Serikat. Metode
eksklusi berlaku bagi pasien yang menderita hipertensi tingkat II atau dengan
penyakit ginjal, kardiovaskular, gastrointestinal, hati atau endokrin. Pasien
dalam penelitian ini diterapi dengan allopurinol 200 mg dua kali sehari selama 4
minggu dan plasebo dua kali sehari selama 4 minggu berikutnya, dengan periode
washout 2 minggu diantara terapi. Outcome primer yang dipantau adalah
perubahan pada tekanan darah pada saat pemeriksaan di klinik dokter dan
perubahan tekanan ambulatorik (pemeriksaan tekanan darah 24-jam).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perubahan
TDS (tekanan darah sistolik) dan TDD (tekanan darah diastolik) lebih besar
dengan terapi allopurinol dibandingkan dengan terapi plasebo. Para ahli
penelitian juga menyampaikan bahwa 20 dari 30 peserta penelitian mencapai
tekanan darah normal dengan terapi allopurinol, baik untuk tekanan darah hasil
pemeriksaan casual, maupun ambulatorik. Sedangkan 1 pasien mencapai tekanan
darah normal dengan terapi plasebo (p<0,001).
Peneliti menyimpulkan bahwa pada pasien yang baru
menderita hipertensi tingkat I, terapi dengan allopurinol menghasilkan penurunan
tekanan darah. Hasil penelitian ini memperlihatkan pendekatan terapi potensial
baru untuk hipertensi, walau kemungkinan efek samping menjadi salah satu
pertimbangan besar. Penelitian lebih besar dan lebih lama perlu dilakukan untuk
memberikan konfirmasi mengenai hal ini.
KF Medical
Tidak ada komentar:
Posting Komentar