Dalam proses fertilisasi invitro atau dikenal
sebagai IVF (bayi tabung) dimulai dengan melakukan stimulasi ovarium untuk
dapat menumbuhkan sejumlah oosit (sel telur). Berbagai protokol stimulasi telah
digunakan dalam program bayi tabung, yang cukup umum saat ini menggunakan
kombinasi antara GnRH agonist/antagonist dan hormon gonadotropin. Pengobatan
hormon diberikan dalam kurun waktu selama 2 - 4 minggu. Selama pemberian obat,
pasien akan dimonitor dengan USG guna memantau perkembangan folikel (gelembung
cairan yang berisi sel telur). Setelah dinilai cukup matang pengambilan oosit
(Ovum pick-up) dilakukan 36 jam setelah suntikan hCG. Pengambilan oosit
dilakukan dengan bantuan alat ultrasonografi (USG) secara transvaginal.
Pada keadaan kasus tertentu, seperti kasus
darurat (emergency) wanita dengan kanker (payudara) yang ingin menyelamatkan
sel telur, diperlukan tambahan pengobatan dengan letrozole, suatu aromatase
inhibitor, dan diklaim dapat meningkatkan stimulasi ovarium pada fase folikular
atau luteal. Hal ini disampaikan oleh para peneliti dari pusat riset
Universitas Ankara, Turki, sebagaimana dipublikasi dalam jurnal Fertil
Steril edisi bulan Mei 2011.
Adapun penelitian ini, secara umum bertujuan
untuk melaporkan pendekatan darurat (emergency) permulaan randomisasi
hiperstimulasi ovarium terkontrol atau controlled ovarian hyperstimulation (COH)
pada fase folikular atau luteal dari siklus menstruasi untuk embryo
cryopreservation pada pasien dengan kanker. Desain secara seri kasus, dan diset
untuk pusat rujukan akademis tersier, sebagai pasien adalah 3 pasien yang
didiagnosa kanker payudara yang memerlukan preservasi fertilitas secara darurat
pada fase folikular dan luteal dari siklus menstruasi.
Intervensi studi, setelah permulaan (baseline)
dari ultrasound pelvik dan evaluasi hormonal, permulaan random COH dilakukan
segera pada siklus menstruasi hari ke-11, 14, atau 17 dengan menggunakan
letrozole 2,5 mg/hari dan FSH rekombinan 150-300 IU/hari. Antagonis
Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) diberikan untuk mencegah ovulasi pada
semua kasus. Ovulasi dicetuskan dengan 250 μg hCG rekombinan atau 10.000 IU
dari hCG urin. Tujuan studi dengan melihat jumlah oosit yang dipanen, maturitas
dan rate fertilisasi, dan jumlah embrio beku.
Hasil studi menunjukkan 9 dari 17 oosit yang
dipanen, menghasilkan pembekuan 7 dari 10 embrio dengan rerata angka maturitas
dan fertilisasi adalah masing-masing 58,8%-77,7% dan 69,2%-87,5%. Kesimpulan
dari set kedaruratan, stimulasi ovarium dapat dimulai pada tanggal siklus secara
acak bertujuan dalam preservasi terhadap fertilitas dalam siklus letrozole.
KF Medical
Tidak ada komentar:
Posting Komentar