Dari studi terbaru menunjukkan bahwa reseptor GABA
(gamma-aminobutyric acid) yang terdapat pada retina memerlukan vitamin C untuk
mempertahankan fungsinya, dan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam
Journal of Neuroscience tahun 2011 ini juga disebutkan bahwa
penemuan ini juga berpotensi memberikan implikasi untuk beberapa penyakit
lainnya seperti glaukoma dan epilepsi.
GABA merupakan neurotransmiter ihnhibitorik pada retina dan otak, yang dapat
menghambat perjalanan eksitasi dari neuran dan vitamin C kelihatannya mempunyai
kemampuan untuk hal ini. Hal ini disampaikan Henrique von Gersdorff, PhD, dan
kolega dari the Vollum Institute at Oregon Health & Science
University, Portland. Dan dikarenakan retina merupakan bagian dari sistem
saraf pusat maka kemungkinan vitamin C juga mempunyai manfaat untuk otak.
Para peneliti menyampaikan bahwa reseptor GABA-C banyak diketemukan di
retina, dan vitamin C juga banyak diketemukan dengan kadar yang tinggi pada
retian dan bagian lain dari sistem saraf pusat.
Dr von Gersdorff dan rekannya mempelajari efek asam askorbat pada iris tipis
retina ikan mas, yang memiliki struktur biologis yang sama secara keseluruhan
dengan retina manusia. Diketemukan bahwa asam askorbat bermanfaat untuk mengatur
fungsi GABA-C dan reseptor GABA-A. Fungsi asli retina dan rekombinan GABA-C
reseptor secara signifikan ditingkatkan dengan adanya asam askorbat, dan
sebaliknya kadar asam askorbat yang rendah secara bermakna menurunkan fungsi
reseptor GABA-C. Asam askorbat juga memiliki efek serupa pada reseptor GABA-A
retina.
Secara umum, hasil studi tersebut mendukung bahwa vitamin C dapat sebagai
modulator endogen yang kuat terhadap neurotransmiter GAB-ergik, dan jika tubuh
kekurangan vitamin C, akan terjadi juga penurunan kadar vitamin C di dalam otak.
Namun otak merupakan organ paling akhir dari kehilangan vitamin C. Dan diet
dengan kadar vitamin C mungkin bermanfaat sebagai neuroprotektor terhadap fungsi
retina.
KTW (KF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar