Salah satu menunjukkan bahwa,
misoprostol dapat digunakan untuk mengatasi enteropati akibat penggunaan NSAIDs
dalam hal ini asam asetilsalisilat dosis kesil yang sering digunakan untuk
mencegah gangguan vaskuler. Hal ini merupakan kesimpulan dari hasil studi yang
dilakukan oleh Watanabe dan kolega yang telah dipublikasikan dalam jurnal
Clinical of Gastroenetologi and Hepatology tahun 2008.
Penelitian ini merupakan penelitian label
terbuka, lengan tunggal, dan endoscopist-blind prospective. Sebanyak 11
pasien (8 laki-laki dan 3 wanita, rerata usia 65 tahun, kisaran usia 57 – 78
tahun) yang menggunakan aspirin salut enterik dosis rendah selama lebih dari 3
bulan untuk pencegahan primer dan sekunder penyakit kardiovaskuler dan diketahui
memiliki ulkus lambung berdasarkan pemeriksaan endoskopi, diikutsertakan di
dalam penelitian ini. Subyek penelitian melanjutkan terapi aspirin dan
mengkonsumsi penghambat pompa proton selama 8 minggu.
Para subyek penelitian ini juga kemudian menerima misoprostol sebesar 200 µg 4 kali sehari selain menerima penghambat pompa proton tadi selama 8 minggu. Video Capsule Endoscopy (VCE) dilakukan setelah 8 minggu penggunaan penghambat pompa proton dan diulangi setelah 8 minggu terapi dengan misoprostol. Selain itu, ketika pasien menghentikan misoprostol karena adanya efek sampipng seperti diare, pasien diterapi kembali dengan penghambat pompa proton untuk 8 minggu berikutnya dan VCE kedua dilakukan.
Para subyek penelitian ini juga kemudian menerima misoprostol sebesar 200 µg 4 kali sehari selain menerima penghambat pompa proton tadi selama 8 minggu. Video Capsule Endoscopy (VCE) dilakukan setelah 8 minggu penggunaan penghambat pompa proton dan diulangi setelah 8 minggu terapi dengan misoprostol. Selain itu, ketika pasien menghentikan misoprostol karena adanya efek sampipng seperti diare, pasien diterapi kembali dengan penghambat pompa proton untuk 8 minggu berikutnya dan VCE kedua dilakukan.
Capsule endoscopy yang dilakukan setelah
8 minggu penggunaan penghambat pompa proton mengidentifikasi bercak merah pada
100% pasien dan kerusakan mukosa pada 90,9% pasien. Pada 7 pasien yang
menyelesaikan protokol penelitian, misoprostol secara bermakna menurunkan jumlah
median bercak merah, dengan pemulihan sempurna dari kerusakan mukosa pada 4
pasien. Lesi intestinal cenderung menyembuh pada 3 pasien yang menghentikan
misoprostol.
Dalam penelitian ini, para peneliti menyimpulkan
bahwa sering kali pemberian aspirin salut enterik dosis rendah merusak usus
halus, dan misoprostol efektif di dalam tatalaksana enteropati yang timbul
akibat penggunaan aspirin.
KF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar