Jumat, 25 November 2011

Pasien Gagal Ginjal Kronik, Antihipertensi Lebih Efektif Diberikan pada Malam Hari.

Hipertensi nokturnal merupakan hipertensi yang lebih umum terjadi pada pasien PGK, yang mungkin mengalami efek lebih besar terkait pengaturan waktu pemberian obat anti-hipertensi  Studi terbaru menunjukkan bahwa pada pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK), pemberian obat anti-hipertensi di malam hari lebih baik dibanding jika diberikan di pagi hari, dalam hal penurunan tekanan darah pada pola hipertensi dipping, dan pengurangan ekskresi protein di urin. Hal ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Society of Nephrology November 2011 ini.
Studi ini mencakup 661 pasien PGK yang secara acak diberikan semua obat anti-hipertensi yang diresepkan di pagi hari atau paling tidak diberikan satu jenis obat di malam hari. Tekanan darah diukur 48 jam setelah pemberian obat, dan diukur paling tidak 1x/tahun dan/atau 3 bulan setelah dilakukan penyesuaian pada perawatan.
Selama periode follow up 5,4 tahun (nilai median) itu, pasien yang diberikan paling tidak 1 jenis obat anti-hipertensi memiliki risiko kardiovaskuler gabungan (kematian, infark miokard, angina pektoris, revaskularisasi, gagal jantung, penyumbatan arteri tungkai bawah, dan stroke) yang lebih rendah dibanding dengan kelompok yang meminum obat anti-hipertensi di pagi hari (adjusted hazard ratio 0,31; 95% CI, 0,21- 0,46, P < 0,001).
Penurunan risiko ini kurang lebih sama pada parameter kardiovaskuler gabungan yang hanya mencakup kematian kardiovaskuler, infark miokard, dan stroke (adjusted hazard ratio 0,28; 95% CI, 0,13 – 0,61; P < 0,001). Pasien yang diberikan obat anti-hipertensi di malam hari juga memiliki tekanan darah pada saat tidur yang lebih terkontrol dibandingkan dengan pasien yang diberikan obat anti-hipertensi di pagi hari.
Peneliti memperkirakan bahwa untuk setiap  5 mmHg tekanan darah sistolik saat tidur yang berkurang, terdapat penurunan risiko kardiovaskuler sebesar 14% pada periode follow up (P < 0,001). Menurut Dr. Hermida dan koleganya, pemberian obat anti-hipertensi di malama hari merupakan cara yang paling ekonomis dan paling sederhana dalam mencapai tujuan terapi (penurunan tekanan darah apda saat tidur) dan mempertahankan atau mewujudkan pola tekanan darah dipping 24 jam yang normal.
Mekanisme mengapa pemberian obat anti-hipertensi memberikan manfaat lebih mungkin terkait terhadap ekskresi albumin dalam urin, di mana eksresi albmin dalam urin secara signifikan berkurang di malam hari, tetapi tidak di pagi hari pada pemberian valsartan. Sebagai tambahan, pengurangan ekskresi ini tidak terkait dengan perubahan tekanan darah dalam waktu 24 jam, tetapi terkait dengan penurunan tekanan darah saat tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar