Studi terbaru
menunjukkan bahwa penambahan methylprednisolone oral ke dalam terapi
antibiotik memberikan manfaat kepada anak-anak dengan rinosinusitis kronik. Dr.
Fadil Ozturk dan kolega dari Ondokuz Mayis University, Samsun, Turki meneliti 48
anak umur 6 – 17 tahun dengan rinosinusitis kronik. Setiap pasien telah
diberikan beberapa jenis antibiotik, paling tidak 2 atau lebih antibiotik
spektrum luas, seperti amoxicillin-clavulanic acid, cephalosporin
generasi ke-2, atau clarithromycin.
Semua pasien dalam uji klinik ini menerima
amoxicillin/clavulanic acid 45/6,4 mg/kgBB/hari selama 30 hari. Sebagai
tambahan, setiap pasien menerima methylprednisolone oral selama 15 hari
(dengan penurunan dosis) atau plasebo. Pasien yang diberi
methylprednisolone menerima dosis 1 mg/kgBB/hari selama 10 hari, 0,75
mg/kgBB/hari selama 2 hari, 0,5 mg/kgBB/hari selama 2 hari, dan 0,25
mg/kgBB/hari selama 1 hari.
Sebanyak 45 pasien menyelesaikan uji klinik ini
(22 pada kelompok methylprednisolone dan 23 pada kelompok plasebo).
Kedua kelompok mengalami perubahan bermakna dalam skor gejala (p <0,001) dan
skor CT sinus (p <0,001), dua parameter utama dalam mengukur keberhasilan
terapi. Penambahan methylprednisolone terbukti lebih efektif dibanding
plasebo dalam mengurangi skor CT (p = 0,004), total gejala rinosinusitis (p =
0,001), gejala obstruksi nasal (p = 0,001), sekret postnasal (p = 0,007), dan
batuk (p = 0,009).
Pada akhir studi, hanya 14% pada kelompok
methylprednisolone yang masih memiliki temuan CT yang abnormal,
dibandingkan dengan 48% anak pada kelompok plasebo. Temuan ini juga menunjukkan
bahwa methylprednisolone dapat mengurangi kemungkinan kambuh (rekuren)
pada jangka waktu menengah; tren (p = 0,137) kekambuhan lebih sedikit pada
kelompok methylprednisolone (25%) dibandingkan dengan kelompok plasebo
(43%).
Methylprednisolone oral dapat
ditoleransi dengan baik; tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal efek
samping pada kedua kelompok, kecuali peningkatan nafsu makan dan kenaikan berat
badan. Efek ini lebih banyak terjadi pada kelompok methylprednisolone
dibanding (73%) dengan kelompok plasebo (48%).
Simpulannya, methylprednisolone oral
dapat menjadi terapi tambahan yang bermanfaat untuk pasien anak dan remaja
dengan rinosinusitis kronik.
KF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar