Jumat, 25 November 2011

Methylprednisolone, Terapi Tambahan untuk Rinosinusitis Kronik

Studi terbaru menunjukkan bahwa penambahan methylprednisolone oral ke dalam terapi antibiotik memberikan manfaat kepada anak-anak dengan rinosinusitis kronik. Dr. Fadil Ozturk dan kolega dari Ondokuz Mayis University, Samsun, Turki meneliti 48 anak umur 6 – 17 tahun dengan rinosinusitis kronik. Setiap pasien telah diberikan beberapa jenis antibiotik, paling tidak 2 atau lebih antibiotik spektrum luas, seperti amoxicillin-clavulanic acid, cephalosporin generasi ke-2, atau clarithromycin.
Semua pasien dalam uji klinik ini menerima amoxicillin/clavulanic acid 45/6,4 mg/kgBB/hari selama 30 hari. Sebagai tambahan, setiap pasien menerima methylprednisolone oral selama 15 hari (dengan penurunan dosis) atau plasebo. Pasien yang diberi methylprednisolone menerima dosis 1 mg/kgBB/hari selama 10 hari, 0,75 mg/kgBB/hari selama 2 hari, 0,5 mg/kgBB/hari selama 2 hari, dan 0,25 mg/kgBB/hari selama 1 hari.
Sebanyak 45 pasien menyelesaikan uji klinik ini (22 pada kelompok methylprednisolone dan 23 pada kelompok plasebo). Kedua kelompok mengalami perubahan bermakna dalam skor gejala (p <0,001) dan skor CT sinus (p <0,001), dua parameter utama dalam mengukur keberhasilan terapi. Penambahan methylprednisolone terbukti lebih efektif dibanding plasebo dalam mengurangi skor CT (p = 0,004), total gejala rinosinusitis (p = 0,001), gejala obstruksi nasal (p = 0,001), sekret postnasal (p = 0,007), dan batuk (p = 0,009).
Pada akhir studi, hanya 14% pada kelompok methylprednisolone yang masih memiliki temuan CT yang abnormal, dibandingkan dengan 48% anak pada kelompok plasebo. Temuan ini juga menunjukkan bahwa methylprednisolone dapat mengurangi kemungkinan kambuh (rekuren) pada jangka waktu menengah; tren (p = 0,137) kekambuhan lebih sedikit pada kelompok methylprednisolone (25%) dibandingkan dengan kelompok plasebo (43%).
Methylprednisolone oral dapat ditoleransi dengan baik; tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal efek samping pada kedua kelompok, kecuali peningkatan nafsu makan dan kenaikan berat badan. Efek ini lebih banyak terjadi pada kelompok methylprednisolone dibanding (73%) dengan kelompok plasebo (48%).
Simpulannya, methylprednisolone oral dapat menjadi terapi tambahan yang bermanfaat untuk pasien anak dan remaja dengan rinosinusitis kronik.

KF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar