Rosuvastatin dan atorvastatin dosis tinggi
secara efektif menghambat progresifitas aterosklerosis koroner secara bermakna.
Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian SATURN (Study of Coronary Atheroma by
InTravascular Ultrasound: Effect of Rosuvastatin Versus AtorvastatiN) yang
dilakukan oleh Dr. Stephen Nicholls dan rekan dari Cleveland Clinic, Ohio,
Amerika Serikat. Hasil penelitian disampaikan pada pertemuan tahunan AHA 2011
(American Heart Association) yang berlangsung di Orlando, Amerika Serikat. Hasil
penelitian ini juga telah dipublikasikan secara online dalam NEJM tanggal 15
November 2011.
Dalam pertemuan AHA tersebut, Dr. Stephen
Nicholls menyatakan bahwa terapi menggunakan rosuvastatin 40 mg memang
menghasilkan penurunan kadar LDL yang lebih besar dibandingkan dengan
atorvastatin 40 mg, namun efek kedua terapi tersebut terhadap PAV (percent
atheroma volume) koroner yang diukur menggunakana IVUS (intravascular
ultrasound) tidak berbeda bermakna.
Penelitian SATURN dimulai pada tahun 2008, dan
merupakan penelitian acak, tersamar ganda yang dirancang untuk mengetahui
efektifitas dosis tinggi rosuvastatin dan atorvastatin dalam hal regresi
aterosklerosis koroner, dengan melibatkan 1385 pasien dengan PJK (penyakit
jantung koroner). Endpoin primer penelitian ini adalah perubahan PAV (percent
atheroma volume) sebesar ≥40 mm pada arteri koroner dibandingkan dengan
baseline. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan IVUS. Endpoin sekunder dengan
pengukuran IVUS ini adalah perubahan TAV (total atheroma volume) arteri koroner
dibandingkan dengan baseline. Penelitian ini berlangsung selama 2 tahun.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terapi
menggunakan rosuvastatin dan atorvastatin menurunkan kadar LDL, dan meningkatkan
kadar HDL hingga kadar yang dapat diterima sebagai pencegahan primer. Sedangkan
untuk penurunan PAV tidak ada perbedaan yang bermakna antara terapi rosuvastatin
dengan atorvastatin.
Endpoin primer memperlihatkan bahwa PAV menurun 0,99% pada pasien yang diterapi dengan atorvastatin dan 1,22% pada pasien yang diterapi dengan rosuvastatin, yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna. Jumlah pasien yang memenuhi endpoin primer adalah 68,5% untuk kelompok rosuvastatin dan 63,2% untuk kelompok atorvastatin. Para ahli menambahkan bahwa profil efek samping dengan pemberian statin dosis tinggi cukup baik. Pada kelompok atorvastatin terpantau adanya peningkatan kadar enzim alanin aminotransferase sebesar 2,0% vs 0,7% pada kelompok rosuvastatin (p=0,04). Selain itu juga dilaporkan kejadian proteinuria yang lebih tinggi pada kelompok terapi rosuvastatin dibandingkan dengan kelompok atorvastatin (3,8% vs 1,7%, p=0,2). Secara keseluruhan kadar hemoglobin terglikasi tidak mengalami perubahan pada kedua kelompok penelitian.
Endpoin primer memperlihatkan bahwa PAV menurun 0,99% pada pasien yang diterapi dengan atorvastatin dan 1,22% pada pasien yang diterapi dengan rosuvastatin, yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna. Jumlah pasien yang memenuhi endpoin primer adalah 68,5% untuk kelompok rosuvastatin dan 63,2% untuk kelompok atorvastatin. Para ahli menambahkan bahwa profil efek samping dengan pemberian statin dosis tinggi cukup baik. Pada kelompok atorvastatin terpantau adanya peningkatan kadar enzim alanin aminotransferase sebesar 2,0% vs 0,7% pada kelompok rosuvastatin (p=0,04). Selain itu juga dilaporkan kejadian proteinuria yang lebih tinggi pada kelompok terapi rosuvastatin dibandingkan dengan kelompok atorvastatin (3,8% vs 1,7%, p=0,2). Secara keseluruhan kadar hemoglobin terglikasi tidak mengalami perubahan pada kedua kelompok penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar