Kamis, 06 Oktober 2011

Lights Off

Sekitar jam 19.30 terlihat di hp saya. Saya berjalan pulang setelah seharian bekerja penuh lelah, terlebih mata saya yang seharian berhadapan dengan komputer. Jalan terlihat remang karena hanya di sinari lampu jalanan redup yang berjarak cukup jauh satu sama lainnya. Banyak anak-anak kecil berekspresi gembira melakukan kegiatan seusia mereka pada umumnya. Berlari, bermain petak umpet atau sekedar duduk-duduk di pinggir jalan. Rasa lelah saya pun hilang seperti tersedot oleh tawa-tawa mereka.

Saya melewati mereka. Lupakan, hati saya berkata. Mereka sudah di belakang saya. Suasana hati saya berubah ketika melihat di depan saya seorang ibu tua yang kurus, memakai kebaya yang sudah kumal, sedang menumpuk-numpuk tanah. Terlihat kontras dengan apa yang baru saja saya lihat dari anak-anak yang penuh gembira tadi. Saya perhatikan ibu tua itu dengan seksama. Apa yang dia lakukan disini? Oh mungkin ibu tua ini terganggu kejiwaannya, pikir saya dalam hati.

Kebetulan saya membawa sebungkus nasi, lauk dan pisang. Tanpa ragu saya pun berikan ke ibu tua itu. Tapi alangkah terkejutnya saya ketika dia mengucapkan terima kasih. Ucapan itu menunjukkan kalau ibu tua itu bukanlah orang yang terganggu kejiwaannya melainkan orang normal pada umumnya. Hanya dia kurang beruntung. Miris hati saya melihat kenyataan itu. Sorang ibu tua yang mungkin tanpa sanak saudara dan cucu, yang seharusnya seusia dia menikmati sisa hidup di kursi dengan pijatan dari tangan-tangan lembut dari cucunya.

Indonesia..indonesia...Katanya negara subur, negara kaya. Tapi kenapa masih ada cerita seperti ibu tua di atas. Mengenaskan!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar